“Linangan AIR MATA seorang SAHABAT
Karya sederhana
Oleh:
Frisnanda
Dering nada handphone di pagi buta membqangunkan aku dari lelapnya tidurku di malam tadi, setiap subuh reza sahabatku sms, mengingatkan aku akan waktu shalat telah tiba, ingin sekali rasanya memberatkan mataku untuk terbuka, tapi aku tak bias karma bagiku reza sangatlah penting dalam hidup ini, dia satu-satunya sahabat terbaik aku, terkadang aku ingin sekali menghabiskan waktuku sehari 24 jam bersama reza, tapi reza tidak bias karma harus mengurus neneknya yang sedang sakit, pernah tersirat rasa iba dihati pada kehidupan reza yg penuh perjuangan, banyak sekali pelajaran yg dapat aku petik dari kehidupan reza yg pernah ia ceritakan padaku, kesederhanaannya mengajarkan aku bahwa hidup ini bukanlah segampang yg aku kira, bahwa uang dapat dicari dengan sedikit tenaga ,tapi hidup sangat berat dan untuk memenuhi hidup ini harus menguras banyak tenaga, selama mengenal reza banyak sekali perubahan yg terjadi pada diriku.
Betapa manja dan nakalnya kau dulu, tapi rezalah yg membuatku begini, thanks for all sob…!!!
Di sekolah aku dan reza selalu bersama aku berharap persahabatan kami yak sementara, setiap jam istirahat reza sel;alu mengajakku untuk keperpustakaan untuk membaca buku,padahal aku paling malas membaca, tapi reza selalu bilang “buku adalah jendela dunia” tanpa mengeluarkan sedikit rupiah pun kita bias keliling dunia, begitu katanya, di perpustakaan reza tetap saja membuka buku tentang metode-metode belajar yang menurutku rumit, sementara aku hanya baca komik itupun hanya gambar-gambarnya saja yg aku lihat,tapi aku enggak pernah tahu isi ceritanya, melihat aku merasa bosan,reza menyuruhku untuk kekantin tapi aku tidak mau meninggalkan reza sendiri aku tidak mau kekantin bila reza tidatidak ikut,ternyata dia lagi belajar hemat,. Ia tidak mau memperbanyak pengeluaran dibulan ini, karma aku juga ngerti keadaan reza aku pun berkata pada reza
“yaudah deh za dari pada aku makan kamu gak makan mending gak usah makan sama sekali,Oh gini aja za gimana kalo besok aku bawa bekal aja dari rumah buat kiat berdua, biar kita sama-sama menghemat pengeluaran,gimana???????
“enggak usah deh haikal, aku gak mau merepotkan kamu dan ibumu”
“yaelah…. Reza,reza macam gak tau ibuku aja kamu nih... dia tuh udah anggap kamu kaya anaknya sendiri …gak usah sungakan lagi kalo sama dia..
“yaudahlah terserah kamu aja haikal…”
“ ok friend!!!”
Setiap hari aku membawa bekal kesekolah,kita makan sam-sama bekal itu setiap jam istirahat, ditaman sekolah maupun dikelas,kita berdua udah seperti kakak beradik sejak saat itu mungkin selamanya.
Saat kenaikan kelas di kelas 2 kita masih bersahabatan,namun kaita sudah semakin sibuk dengan kegiatan masing-masing,reza diangkat menjadi ketua osis dan aku sibuk menjadi aktivis majalah dinding (madding) sebagai penulis cerpen dinding disekolah tak banyak lagi waktu yg kami habis kan bersama seperti dulu.pulang sekolah pun kami tak pernah pulang bareng lagi,dia udah jarang main kerumahku dan aku pun jarang main kerumahnya , tapi disekolah dalam mengerjakan tugas kami tetap menjadi fatner yang kompak, pada saat itu belum ada konflik diantara kami,namun 2 minggu kemudian gossip menyebar di linkungan sekolah bahwa aku suka pada reza padahal itu gak benar sma sekali, masa aku cowok suka sama cowok, (menganehkan) entah siapa yang tega memfitnah aku seperti itu,.
Setelah gossip itu menyebar terliaht sekali perubahan besar reza terhadap aku,dia tak mau berbiacara sepotong kata pun pada ku pada saat itu,dia tak pernah lagi membangunkan aku untuk shalat shubuh, dia pindah posisi duduk yg dulu duduk padaku sekarang pindah kebelakang,aku pun gak tau cara berfikir reza seperti apa terhadap aku tapi saat itu juga akumendadak syok, aku pun jatuh saki selama 2 minggu,saat aku sakit pun reza tdk ada membesuk aku, padahal kedatangannya sangat kuharapkan dan mungkin obat yang paling mujarab bagi penyakitku ini. “inikah sebuah persahabatan”sakit banget hati aku saat itu dan berharap bias melupakan reza dan kenangan-kenagan indah yg kulalui bersamanay yg mungkin sulit untuk dilupakan,kekecewaan aku sangat besar buat reza .
Saat aku belum benar-benar sembuh aku nekad untuk sekolah,ternayata reza sudah mempunyai seorang teman baru namanya difka anak yg cukup pintar di kels kami namun dia tetap saj tidak bias mengalahkan kecerdasan dari reza,mungin difka lebih pantas berteman dengan reza.
Aku pun melalui waktu luang sendiri tanpa seorang teman satu pun.
Waktu-waktu luang kuhabiskan dengan menulis cerpen dan puisi,hampir semua cerpen dan puisi yg aku buat saat itu bercerita tentang kehilangan seorang sahabat,aku harap reza bisa membacanya di madding nanti,
Sementara reza kelihatan baik-baik saja dengan sahabat barunya mereka menghabiskan waktu mereka bersama dengan membaca buku di perpustakaan,seperti aku dulu dan reza,aku semakin gila dan sangat merasa frustasi bila di jauhi terus dengan reza seperti ini, tapi bagaimana semua ini telah terjadi,terkadang akau suka berfikir kenapa ya kok tega bener orang yang memfitnah aku ,sampai aku kehilangan sahabat yg paling penting dalam hidupku yg berperan penting dalam kisah hidupku,sampai disaat batas kesabaranku sudah habis,aku hampiri reza yang sedang asyik baca buku di taman bersama difka,
“rezaa……….”(sapaku)
“haikal” ada apa ni kal???? ( sahutnya)
“aku mau bicara bentar aja bisa gak??
“oke deh tapi kita ngobrolnya disana aja ya,gak enak difka lagi serius tuh baca bukunya”
“hmm disini juga gk apa-apa kok za Cuma bentar aja kok aku”
“yaudah emang apaan yg mau diobrolin???
“aku Cuma mau Tanya selama ini kamu ngejauhi aku,apa sebabnya za,?? Aku gak ngerti maksud kamu apa,apasih za, please jelasin……
“yaudah deh kal gak usah di bahas lagi “
“oh gitu ya za, ini rupanya yang namanya persahabatan”
(difka pun menyusul reza),ada apa sih nih za kok seriusan amat,
“enggak ada apa-apa kok dif,oh yaudah yak al udah belt uh kita masuk yuk!!”
Reza dan difka meninggalkan aku, aku menarik nafas dan membiarkannya sejenak berhenti di dalam dadaku, aku mersakannya dalam-dalam perasaanku ini,rasanya sakit banget,pengen nangis tapi rasanya udah gak ada gunanya lagi buat itu.
2 bulan sudah reza menjauhiku,tapi inilah saatnya untuk melupakan sesuatu yg gak gampang untuk dilupakan ,tapi sampai kapan aku hidup terus-menerus sakit karma orang yg udah gak pernah peduli lagi sama aku, ya sudahlah aku tak pernah menyesal mengenal reza karan tak ada yg perlu disesali karma tampaknya reza pun tak menyesal untuk menjauhiku.
Ternyata hidup tanpa sahabat jauh lebih baik dari pada mengenang sambil menangis mantan sahabat yg tak pernah mengenang kita, kita lebih bebas berekpresi dan lebih tenang dalam menjalani roda kehidupan,namun kesendirian ini bukanlah jalan terbaik,tapi apa daya gak mungki kan aku mohon-mohon ke reza agar ia mau menjadi sahabta aku lagi, setiap manusia pasti memiliki gengsi,jadi aku enggak bakalna maksa kalo reza enggak mau sahabatan lagi denganku,
Ketika baru saj berfikir seperti itu untuk masalahku dengan reza aku mendapat telfon dari reza, aku kira reza menelfon aku jadi aku malas mengangkatnya, kemudian masuk sms yg berisi
“haikal, ini difka, reza kecelakaan
,sekarang kritis ,dia tertabrak truk
saat menuju kerumah mu,dan
aku harap kamu datang sekarang kerumah sakit .”
asli pada saat itu aku gemeteran sampai handphone aku jatuh ke lantai saat itu juga aku tidak bias apa-apa,entah kenapa dan saat aku sadar aku langsung mengendarai motor menuju rumah sakit, sesampai dirumah sakit aku ketemu difka,dan dia lansung menangis di bahuku, dia bilang padaku bahwa reza telah meninggalkan kita untuk selamanya, tak bias lagi aku untuk berfikir apa-apa, aku teriak ditengah ketenangan rumah sakit saat itu,aku menjatuh kan diri kelantai dan berusaha pasrah,lalu setetes demi tetes air mata mengalir dipipiku ini,tak bias aku menahan tangis saat itu, tiba aku di kamar reza, aku melihat orang yg aku saying dan aku anggap- penting dalam hidupku tebaring tak berdaya ddiatas tempat tidur,dan aku mendengar isak tangis difka yg tak bisa tertahan sama seperti aku, sampai nenek reza dating air mata aku dan difka tak kunjung berhenti, nenek reza mungkin lebih kehilangan sosok yg berbakti padanya,semakin haru saja suasana saat itu membuat aku tak bias menghentikan air mata ini, lalu ibu dan ayahku datang dan memeluk nenek reza, kepergian reza meninggalkan duka yg mendalam bagi aku dan semua orang yg dekat padanya, sampai selesai pemakaman reza air mata ini tetap tertetes dari mata ku dan mata difka, seseorang yg sudah dekat dengan reza pasti akan merasa kehilangan sekali sosok reza yg hampir sempurna.
Inikh jawaban dari penantianku selama ini, kenapa disaat reza berada di hari-hari terakhir aku enggak bisa ada disamping reza, aku memang bukan teman yg baik,dan aku berterima kasih atas jasa difka yg telah menjaga reza saat 2 bulan lebih aku tak bersamanya.
air mataku pergi menghantar kepergianmu sesungguhnya aku tak percaya kau
saat mendengar lagu ini tak henti air mataku menetes dari mata ini,
kini reza telah pergi linangan air mata yang tersisa menghantarkanmu ke surga,
tunggu aku di surga za…………
No comments:
Post a Comment